SIde

Kumpulan Informasi MayaKumpulan Informasi MayaKumpulan Informasi MayaKumpulan Informasi Maya

twitter

Ged a Widget

05 August, 2011

Terbanglah Kupu-Kupu Biru

Tak pelak lagi..

Kikis sudah harapan palsu, tak ada lagi tempat cakar hatiku berpijak.

Mungkin memang aku tak bisa menjadi yg terbaik, dan kau juga tidak pernah bisa menerima bahwa dalam ketidaksempurnaanku pun aku masih bisa menjadi yg baik. habis sudah ceritaku, tutup buku, kubuang pena serta botol tinta cerita jauh-jauh, kubakar setiap lembaran yg sudah lama tertulis, walaupun sempat terputus cerita, meski hari sudah kelam untuk menulis, aku tetap memaksa tangan dan mataku menulis dan memaksanya kembali melanjutkan kisah yg terputus, memaksa hingga batas habis kekuatan, akkhir dari usaha yg tak kunjung memberi hasil....kertas ku terbakar, terbakar api cemburu yg menjilat setiap sudut hatiku yg perlahan kering!

engkau datang sore ini, kembali menyinari sudut ruangan yg gelap dan pengap, memperlihatkan senyumanmu yg bisa mewarnai tembok-tembok yg lusuh dan berlumut. Namun sekejap hilang sudah, cahaymu tertutup tubuhnya, tubuh lelaki itu, tegap dan mengikutimu, seakan sengaja menutup semua kecerahan disore ini, tak pelak sudah hilanglah semua senyummu. begitu juga aku, panas dingin, merayap ke ubun-ubun, gemetar tangan dan kakiku, tak lagi bisa mataku jelas melihat ini sedih atau cemburu.
sudah, sudahi saja permainan ini. akupun lelah, semua daya dan upaya telah habis terbuang, namun kau tetap jua memperjuangkan yg bukan aku. aku sudah menunggumu, menantimu dan mengawasimu dari sudut yg tidak pernah kau tahu. menanti kalau-kalau kau mau kembali menemaniku digelapnya malam sambil menyanyikan suara katak, angin dan siulan rembulan dikala mati lampu. sedikit saja harapku, tidak banyak, namun tetap saja terbalas dengan api sakti yg dalam hitungan milidetik meluluhlantahkan semua harapan yg sudah kubangun dari cicilan keringat setiap hariku...
bayangkan, aku adalah sebuah rumah, dan kini dengan badai, topan, petir, api dan gempa bumi kau hancurkan setiap kepingan genteng dan kacaku yg pecah, tak tanggung-tanggung kau sirnakan semua menjadi pasir putih bersih. halus dan menyebar keseluruh jagad raya, mengenai mata rembulanku sampai menangis, menutupi panas matahariku hingga padam dan tak lagi bisa memanaskan jagad hati, masuk dan menyumbat jalur rotasi dan evolusi planet serta bulannya, menyelubungi seluruh bima sakti putih yg perlahan semakin putih dan perlahan kabur dan menghilang, memutuskan semua ikatan pasti yg membuat hatiku tergantung. tidak menyisakan sedikitpun lagi ruang hampa, meskipun tak berisi untukku menyampaikan suaraku, aku cinta kamu, hancurkan semua hanya dalam 1/7 detik penampakanmu berjalan bersamanya.

habis, habis sudah,
aku tak terbendung lagi, mungkin sekarang saatnya aku untuk menutup buku, memasukkan kedalam peti bertuliskan "harapan yg tak kan pernah tercapai".
suaramu, hanya memekakkan telingaku, mesra terdengar seperti sayup-sayup suara kematian bagiku, sudah..sudahi semua..

hanya ingin kau tahu bahwa sekarang, aku menulis tentangmu, tentang rasa dan harapanku yg mulai dan akan hilang. berharap semua akan menjadi gelap dan aku menemukan diriku terbaring diranjang pagi hari..tidak, itu juga tidak mungkin. maka sekaranglah saatnya aku sebutkan..

aku hanya meminta sesuatu, sesuatu yg bahkan pernah aku lakukan kepadamu sebelumnya, 
ijinkan aku kembali mencium keningmu, membelai rambut dan menghirup habis setiap aromanya, sampai aku tersedak dan mati...sekali saja, aku ingin itu untuk terakhir kalinya, hanya untuk melepaskan rinduku dan menegaskan kepergianku yg mungkin tak akan kembali lagi.

selamat tinggal kasih, meski aku dekat, namun tetap jauh bagimu, 

hatiku melelehkan air mata, begetar rasanya disetiap alirannya, aku membungkuk, mengepal tangan menahan sakit seraya bersumpah tidak akan lagi percaya pada wanita manapun setelahmu,
namun jauh didasar hatiku, aku masih berharap....tetaplah menjadi

"kupu-kupu biru ku"

0 comments: