SIde

Kumpulan Informasi MayaKumpulan Informasi MayaKumpulan Informasi MayaKumpulan Informasi Maya

twitter

Ged a Widget

05 August, 2011

Hujan Memang Selalu Kelam

Aku seperti berbicara dengan merpati. mereka perhatikan, tapi tak menatap, mendengar tapi tak menjawab, bahkan seketika terbang tanpa memberikan apa-apa. Kepada siapa lagi mulut mesti bicara? Lelah sudah semua usaha ini, berbuih rasanya mulut ini memberitahukan semua, but what?
-oOo-
Asing rasanya, karena memang tak pernah kudengar ada manusia yg tidak menyalahkan hujan atas semua yg telah terjadi. Yg hanya mereka perhatikan adalah longsor, banjir, dan bencana-bencana lainnya yg telah hujan perbuat, tapi mereka tak pernah mau mengerti mengapa hujan melakukan semua itu. Memang aku seperti hujan, gelap, suram, penuh dengan Guntur dan kilat yg hanya membuat takut anak kecil. Selalu saja ada alasan untuk melupakan hujan, menyalahkannya atas semua yg terjadi, bahkan menuduh hujan sengaja menciptakan bencana. Sementara di atas sana, ia, sang hujan hanya bisa diam, terpaku dan menelan habis semua cercaan manusia, tanpa bisa menjelaskan apa-apa! Setiap rintik pengertian yg ia berikan hanya menjadi sebuah bumbu penyedap untuk semakin menjauhkan hujan dari perkampungan!
-oOo-
Tidak adil rasanya, karena memang tidak pernah ada manusia yg mencoba menjadi hujan. Mereka hanya belajar asal-usul hujan, tidak kah kawan kalian perhatikan, disetiap soal-soal geografi hanya ada banjir? yg disebabkan oleh hujan? lagi-lagi hujan! Atau…atau longsor misalnya? lagi lagi hujan. 
Tuhan menciptakan hujan untuk ibu pertiwi, agar ibu bisa memberi yg terbaik untuk semua makhluk hidup. Tapi mengapa bahkan sampai saat ini, hujan dijadikan pelambangan cinta berakhir?selalu menjadi rintik air mata kekasih? Tahukah engkau hujan menitikkan air mata untuk kehidupan ibu pertiwi? ia rela menghabiskan seluruh isi perutnya agar mereka manusia bisa membahagiakan ibu pertiwi? Bukankah itu sebuah perlambangan cinta sejati?

-oOo-
Memang kadang tidak adil, tapi mungkin selamanya hujan akan terus dikutuk seperti itu, dikutuk menjadi hasrat gelap, sebuah parodi seram, bahkan menjadi perumpamaan kelam. Ia harus terima dijadikan kambing hitam atas semua kesedihan cinta, padahal ia hanya ingin yg terbaik bagi sang pertiwi, karena memang hujan ada untuk pertiwi, layaknya aku untukmu….

0 comments: