Masih kuingat sebuah kata yg manis, “aku sayang kamu”. Satu kalimat disusun oleh tiga kata sederhana, namun dapat menggetarkan seluruh jiwaku yg saat itu labil dan tidak berfondasi. Meskipun suaramu tidak terlalu bagus, namun ku akui ketika kau mengucapkan kalimat itu, suaramu naik tingkat menjadi nomor satu di chart suara terindah dihatiku, menyaingi suara teman-temanku ketika menyanyikan lagu “bencong sapoy” disetiap malam minggu. Transformasi indah dari hati yg kurus kering, menjadi lembab dan penuh dengan kebahagian. Sayang, tak selamanya aku diberi kesempatan mendengarnya. Aku terbuai ayunan cintamu. Memang rasanya tak mungkin aku menggapai lahirmu, namun rasanya mudah saja kau mengetuk pintu hatiku dan mendobrak habis sampai ke engselnya. Saking gilanya pada dirimu, aku sempat berpikir jika aku punya sayap, maka hal pertama yg aku lakukan adalah terbang menuju surga, memuja dan berterimakasih pada-Nya karena telah merubah seorang malaikat-Nya menjadi manusia, hanya untukku, untukku.
-oOo-
Selama ini aku selalu memujamu, memperlihatkan dan memamerkanmu kepada teman-teman, bintang, dan setiap kupu-kupu yg kutemui dipagi hari. Meninggikanmu untuk kemudian menjadikanmu idola diatas idola. Kubiarkan hatiku penuh dengan poster-poster wajahmu, juga alunan sumbang suaramu, serta belaian lembut kalimatmu. Aku tancapkan kebanggaanku disamping bendera parpol dilapangan dekat rumah. Hanyut aku, tenggelam dipelabuhan dangkal. Membuat aku hampir saja menyamakanmu dengan Luna Maya. Aku juga punya rencana untuk mencalonkanmu untuk menjadi calon bupati Pacitan menggantikan Jupe yg penuh kontrofersi. hingga pagi ini, hingga semua kenangan banting steer dan putar haluan.Mereka bilang aku egois, aku jahat dan tidak mengenal sosok wanita. Aku tidak akan pernah menyangkal, karena memang aku bukan seorang wanita. Aku memang tidak sepenuhnya mengenal dirimu, tidak pernah mengenali rasa disetiap jengkal hatimu, juga tidak pernah menjadi dirimu. Namun aku yakin, aku sudah mencoba. Seberapa kalipun aku mengurai kata, merangkai paragraph hanya untukmu, agar mengerti, agar merasakan apa yg kurasakan. Namun dunia memang kejam, tidak membiarkan orang lemah yg hanya mengandalkan cinta sepertiku untuk bertahan dalam dunia persaingan cinta. Aku hanya bisa bilang “aku sayang kamu”, dan kau juga membalas dengan lantunan serupa, namun kata tak seperti yg ada, bahkan sampai sekarangpun aku tidak pernah melihat helai apapun yg mengikat kita. Tidak pernah terlihat adanya benang merah yg saling melilit dikelingking kita masing-masing. Kini aku dan kamu hanya menjadi seperti romeo dan Juliet, saling cinta tapi tak pernah bersatu. Menjadikanku hampa setiap kali membayangkanmu menjadi milikku seutuhnya. Kerispatih dengan lagunya “bila rasaku ini rasamu”-pun turut menjelaskan apa yg terjadi dalam hatiku. Tetap saja dunia kejam, karena kini Sammy dipenjara karena telah berusaha membantuku dengan lagunya itu. Aku mencoba tegar dan tidak putus asa, hanya diam dan menunggu detik-detik kau mendengar pengacara hatiku mengajukan gugatan banding dalam pengadilan cintamu, sampai saat ini, masih begitu.
-oOo-
Hingga akhirnya kusadari tidak ada lagi kesempatanku untuk menduduki sedikit saja kursi singgasana hatimu. Aku dapat tempat, namun tidak ada pijakan. Kau biarkan aku berada dihatimu, namun tak kau biarkan aku untuk menetap, hanya terombang-ambing antara mimpi dan mimpi. Andai kau tahu bagaimana rasanya ketika aku tahu kau sudah tenggelam kembali pada kenangan masa lalumu, kembali merajut helaian mimpi yg hancur pada masa lalu, bersamanya, raja yg dulu sempat menduduki dan menguasai setiap senti di hatimu. Selesai sudah perjuangan, kesempatan habis sudah. Hatiku kosong. Masa berlaku kesempatanku untuk memperjuangkannya sudah expired, sudah membusuk dan menutup jalannya bagiku. Padahal aku ingin, aku mau dan aku butuh, sekali lagi saja aku diberi kesempatan, mungkin aku akan mencoba menjadi seperti apa yg kau mau, meskipun itu artinya aku harus memutus semua hubungan yg ku punya.Namun kini hati dunia sudah luluh, kini ia memberikanku kesabaran yg ku akui-aku belum pernah sesabar ini sebelumnya menghadapi seorang wanita. Ia berbisik dalam semilir angin malam, “kau masih punya kesempatan, namun bukan sekarang” sambil tersenyum kemudian ia menghilang disela-sela pepohonan untuk kemudian menurunkan hujan yg sedikit-sedikit mendinginkan hati, mungkin inilah obat hatiku darinya. Wanita itu, sekali lagi ia masih jauh dari daftar hal yg akan kuperjuangkan. Dunia bilang aku masih punya kesempatan. Aku memang bahagia dan puas mendengarnya, walaupun aku tidak tahu apakah dia berbohong atau malah berdusta, yg penting hatiku sudah sedikit terobati.
-oOo-
Kini aku menanti waktu itu. Waktu yg dijanjikan oleh dunia. Menanti kesempatan ku yg ke…yg keberapa aku juga tak tahu. Menunggu pembuktian, apakah dunia tepat waktu, atau ia berbohong lagi seperti ketika masa Jepang memberikan janji palsu membebaskan Indonesia yg pada akhirnya mereka tetap morongrong hati ibu pertiwi. Kesempatan itu, menjadi salah satu dari tujuh keajaiban duniaku. Aku tak perlu pembuktian yg muluk-muluk, tidak perlu sebuah even special atau bahkan pesta besar-besaran untuk memperingati kembalinya dirimu. Aku hanya perlu pembuktian sederhana, bahwa masih ada keajaiban untuk mengembalikannya kepadaku. Hanya itu.
-oOo-
Kini sepantasnya aku bertanya padamu hai yg duduk didepan monitor sambil membaca note tentang dirimu ini, “pantaskah aku kembali padamu, atau mungkin aku tidak akan memberikan kenyataan itu padaku seperti yg dijanjikan oleh waktu?”, yah…aku hanya bisa menunggu. Kapan, aku tak tahu. Aku hanya berpegang pada sebuah janji yg bahkan aku tak bisa meyakinkan diri untuk mempercayainya, tapi aku ingin…aku ingin percaya suatu saat nanti kau akan kembali lagi dalam pelukan.
-End-
0 comments:
Post a Comment