“Mom, yang itu kayaknya bagus deh…”tunjukku kepada sebuah boneka kecil disudut dinding.”kau yakin mau yang itu?””ya mom, aku mau yang itu..”rengekku memecah hening toko hadiah yang sudah usang dan kurang terawat. Seketika itu Jhon, si pemilik toko, menatap tajam padaku, hanya sekilas pandang namun penuh makna.”ya sudah, aku ambil yang ini jhon”kata ibu sembari meletakkan boneka dalam toples kaca itu diatas meja kasir. Jhon pemilik toko bergumam tak jelas, namun aku mendengar tiap-tiap huruf yang mengalir dari mulutnya ketika ia menatap tajam boneka itu,”yah...yg ini bagus, kau tampak cantik dalam toples kaca” sambil menatapku dan menebarkan senyum pembeku darah. Aku sembunyi dan berlari keluar menuju mobil,”bu…aku takut…”
--o0o--
Tak henti-henti nya kutatap boneka itu, namun semakin kulihat semakin hilang lucunya. Boneka itu perlahan tersenyum sinis, senyum tidak simetris, terlalu kekanan menampakkan giginya yg hanya berupa jahitan benang lusuh, setidaknya itulah bayangan ku. Semakin aku bergidik, kulemparkan boneka jelek itu kedinding hingga toples kacanya pecah berantakan,”boneka jelek!aku menyesal memilikimu!” umpatku. Sedetik kemudian aku berlarian ke kasurku dan menutupi diri dengan selimut. Masih penasaran, kuintip sedikit, ia yang telah bebas dari belenggu kacanya kini terlihat seperti tertawa lepas, campuran bahagia, rasa bebas, dan rencana licik, dalam satu senyuman!”boneka g mungkin bisa tertawa!”kataku meyakinkan hati. Tapi…perlahan ia bangkit, berjalan tertatih seperti bayi baru belajar berjalan, menyeringan kepadaku membawa sisa botol kaca yg menjadi sarangnya selama ini…ahh…kataku, mana mungkin ia bisa berjalan! Kalah oleh ketakutan, aku tutup kembali seluruh badan dengan selimut dan menyisakan sedikit celah yg memaksa aku melihat bayangan BONEKAKU YANG SEDANG BERJALAN! Lemas! Tiba2 hilang nafasku…entah karena lelah, atau takut, atau malah kedua-duanya!aku seperti sadar bahwa aku sedang tidur…
--o0o—
Aku terbangun, mataku tertutup oleh cahaya pagi. Panca indraku memaksaku untuk percaya bahwa hari ini adalah hari biasa, hari ketika ibu menyiapkan sarapan, mengantarku sekolah, menjemputku, memberiku makan malam untuk kemudian kembali mengajakku tidur menjemput hari esok lagi. ahh…ternyata hanya mimpi yg buruk kataku. Aku turunkan kaki dan mulai tertatih berjalan sambil meraba, menyentuh bajuku, selimut, kaca…apa?kaca!mataku seketika terbuka, kulihat sebuah tempat yg aku kenal, TOKO HADIAH! Sebelum aku menyadari apa yg terjadi, seketika berderit pintu dipojok ruangan terbuka, Jhon keluar membawa kain lap dan pembersih kaca, melangkah kepadaku, kembali memberi senyuman sinis dan jahat, namun kali ini dengan nada kepuasan terukir, ia mengelap kaca didepanku, wajah besarnya memenuhi seluruh permukaan kaca. Itulah saat terakhir aku mendengar kata2nya,”oh nak, sudah ku bilang, KAU TAMPAK CANTIK DALAM TOPLES KACA!”
0 comments:
Post a Comment